surat cinta kepada shireen sungkar

DALAM pelajaran sastra di sekolah, bukan penyair atau pengarang yang ditanyakan guru, tapi nama-nama pemain sinetron. Karena itulah, saya mengirim surat ini kepadamu, Shireen.

*

RUANG guru. Pukul 11.00. Seorang membacakan satu kalimat kepada seorang lain yang duduk di depan mesin ketik tua. Sebutkan nama-nama pemeran sinetron Cinta Fitri! Perempuan yang duduk di depan mesin ketik itu meminta diulangi. Perempuan di dekatnya mengulangi. Lebih pelan. Kata per kata. Sebutkan-nama-nama-pemeran-sinetron-Cinta-Fitri. “Tanda seru,” kata perempuan itu mengakhiri kalimatnya.

Shireen, adegan itu tidak diambil dari sebuah sinetron. Adegan itu saya saksikan sendiri Juni lalu saat mengunjungi sebuah Sekolah Menengah Pertama di Pulau Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. (Apakah gurumu pernah menyebut pulau seluas 3.333 km² itu di pelajaran geografimu?) Dua perempuan dalam adegan itu sedang mempersiapkan soal ulangan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa mereka. Esok harinya puluhan siswa kelas dua sekolah itu wajib menjawab soal itu agar tidak disebut bodoh.

Sekolah itu terletak di sebuah desa bernama Lorwembun, Shireen. Jika kau hendak ke sana, kau harus ke Ambon dulu dengan 4 jam penerbangan. Dari Ambon ke Saumlaki, ibukota kabupaten itu, kau membutuhkan waktu 2 jam lagi. Dari Saumlaki ke Lorwembun kau membutuhkan waktu sehari perjalanan. Naik bus di jalan yang tak beraspal setengah perjalanan. Lalu naik sampan menyeberangi sungai. Kemudian berjalan kaki lebih 20 kilometer. Kemudian naik speed boat membelah laut, jika beruntung ada speed boat. Kalau tidak ada kau harus rela menunggu hingga esoknya lagi. Sungguh, Shireen, itu perjalanan yang sangat melelahkan!

Di Lorwembun tak ada listrik, Shireen. Televisi yang hanya dimiliki sedikit rumah di desa itu butuh bahan bakar yang mahal. Bahan bakar itu hanya bisa didapatkan di Saumlaki, di mana satu-satunya pasar di pulau itu berada. Agar mereka bisa beli bahan bakar, ibu-ibu harus menjual hasil kebun mereka ke Saumlaki. Ubi, pisang dan kelapa. Kebun-kebun itu jauh dari rumah mereka. Ada yang sampai 10 kilometer. Mereka harus jalan kaki naik-turun gunung untuk mencapainya. Hasil kebun itulah yang mereka jual agar bisa beli bahan bakar. Jika pergi ke pasar, ibu-ibu itu membutuhkan 3 hari sebelum tiba di rumah mereka.

Mereka rela melakukan semua itu agar setiap malam anak-anak mereka bisa menontonmu. Agar bisa melihatmu menangis tersedu-sedu di telivisi. Agar mereka bisa meniru gayamu. Agar bisa menjawab soal ulangan dari guru mereka, Shireen. Dan apakah kau tahu, saat di Jakarta pukul 20.00 di Lorwembun sudah pukul 22.00? Apakah kau tahu, Shireen?

*

RAYMOND Williams (kau pernah dengar namanya, Shireen?) pernah mengatakan bahwa media hiburan utamanya televisi kini telah menjadi institusi pendidikan jutaan anak di dunia. Kau itu guru, Shireen, bagi anak-anak Lorwembun dan jutaan anak lain di Indonesia. Cinta Fitri, yang sudah ratusan episode itu, adalah mata pelajaran. Saya pernah mendengar produsermu akan membuat Cinta Fitri bisa memecahkan rekor sebagai mata pelajaran terpanjang di Indonesia. 777 episode. Itu sungguh angka yang cantik, Shireen!

Saya harus buru-buru menambahkan kata-kata Raymond Williams bahwa bukan hanya jutaan anak yang jadi murid televisi. Guru-guru juga, Shireen. Seperti sepasang guru yang membuat soal ulangan itu. Saya juga tak akan pernah lupa, saya pernah melihat di acara infotainment banyak guru sengaja datang ke tempat syutingmu dan berebutan ingin berfoto bersama kau. Dan bahkan, saya juga melihat BJ Habibie datang menemuimu, Shireen, dan mengatakan sangat menyukai mata pelajaran itu.

“Saya ada di sini karena saya mengikuti sinetron Cinta Fitri dari episode pertama sampai sekarang. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri.” Kau ingat kata-kata Mantan Presiden RI itu, bukan? Saya juga membaca kalimatnya itu, Shireen, yang dikutip banyak media. Dan, ah, saya lihat fotomu bersamanya ada di internet. Kalimat itu dia ucapkan saat menghadiri press conference peluncuran Cinta Fitri 3. BJ Habibie bahkan mengaku memperhatikan semua gerakan, mimik dan bahasamu sampai sedetail-detailnya. Pasti kau lebih tahu soal ini, Shireen!

Jika kau belum percaya bahwa televisi adalah institusi pendidikan, saya akan menambahkan fakta lain, Shireen. Ibuku adalah murid yang patuh dari tantemu yang kata-katanya sejuk saat mengajar di pagi hari itu. Ibuku juga menjadi sangat sejuk jika bicara padaku, Shireen, seperti tantemu itu. Dia belajar dari televisi, Shireen, di mana tantemu itu mengajar. Dan banyak kawanku pernah ingin sekali jadi penyanyi dan pemain film seperti ayahmu sebelum sadar suara dan wajah mereka tak sebagus milik ayahmu. Mereka juga berguru pada ayahmu di televisi, Shireen.

*

SHIREEN, kau menjadi mimpi banyak orang. Ibu-ibu di Lorwembun (dan di daerah lain) bermimpi anaknya menjadi seperti kau. Guru-guru bermimpi muridnya menjadi seperti kau—atau seperti BJ Habibie. Para pria, muda dan tua, bermimpi memiliki kekasih atau istri seperti kau, Fitri yang lugu, baik hati dan taat itu. Gadis-gadis, bahkan yang berkulit gelap dan berambut keriting, bermimpi menjadi kembaranmu. Saya juga, Shireen, selalu bermimpi menjadi kekasihmu. Selalu, Sayang!

Sampaikan salam dan ucapan terima kasih pada teman-temanmu, Shireen, yang telah menjadi guru kami. Sampaikan pula terima kasih kami kepada produser dan sutradara yang merumuskan mata pelajaran favorit seperti Cinta Fitri. Jangan lupa, sampaikan pula salam hormat dan terima kasih kami kepada yang menciptakan institusi pendidikan tempatmu mengajar. Sampaikan bahwa mereka sungguh berjasa! Sungguh mereka telah berjasa membodohi kami!

Ambon, 2008

85 thoughts on “surat cinta kepada shireen sungkar

    • itu pengalaman nyata, jiah. rasanya mau ngamuk waktu itu di sekolah itu, tapi saya tahu mereka korban–dan sedihnya saya tidak tahu bisa membantu apa. 😦

  1. itu memang kenyataan yang ada dan sulit tuk dihindari… dunia hiburan memang lebih banyak menyuguhkan tontonan dibandingkan tuntunan… dan mungkin orang juga sdh jenuh dan capek dgn berita di TV yg isinya kebanyakan orang ribuuuutttt… berantem, pembunuhan… dan yang pasti korupsi yang nilai sungguh sangat fantastis yang membuat ironis… mungkin mereka ingin sedikit bermimpi… dan itulah yang disuguhkan oleh industri hiburan… oh ya… boleh di tag ya… makasihhh…

    • terima kasih, mas dyandra. kalau mau share silakan, di bawah postingan sudah disiapkan tombol untuk berbagi.

    • fatalnya, para pembuat sinetron dan televisi tidak mau peduli kepada dampak sinetron–dan terus saja memproduksi tayangan semacam itu.

    • tidak ada pihak tunggal yang salah. bukan hanya mereka, termasuk kita juga salah kalau membiarkan hal seperti itu terjadi terus-menerus.

  2. Ijin di share ke FB & Twitter ku ya..
    Tulisan yang menarik dan hanya 1 kalimat yang bisa ku ucapkan.. “sungguh ironis + menyedihkan pendidikan negeriku ini”
    Entah sampaikan fenomena seperti ini akan berakhir ??

  3. Unfortunately, I never watched Shireeen (Cinta Fitri), because at the same time, even, INTAN came first, so my first love of sinetron Indonesia only to Naysilla :), and fortunately, unlike Shireeen who was over exposed (any), Naysilla is not

    • sinetron itu tidak masuk ke dalam sinetron. tetapi ampaknya guru di desa itu menganggap itu yang disebut karya sastra. di sekolah itu tidak ada bacaan sastra, tidak ada perpustakaan. jangan menyalahkan guru-guru di sana, mereka cuma korban. waktu saya ke tempat itu, bahkan jalan raya pun belum dibuka.

  4. ijin share ya bos, kebetulan temen ane pernah bikin skenario CF season terakhir, tp percayalah, penulis2 skenario itu juga berusaha mempertahankan idealisme mereka wlp pada akhirnya idealisme itu tereduksi sedemikian rupa oleh kekuatan2 yang lebih besar 🙂

  5. Dunia televisi memang sudah semakin tidak sehat dari mulai kebebasan pers yang banyak disalahgunakan media sampai dunia sinetron yang tidak pernah memberikan nilai2 yang mendidik semua hanya buaian semata. Ayo bangun sesuatu yang lebih memajukan negeri ini. Terima kasih atas tulisan ini.

  6. Miris, menangis pedih hatiku..

    sama seperti adik saya yang masih SD waktu nanya mata pelajarannya ke saya :
    Adik : mbak, nama tokoh wanita yang menulis buku Habis Gelap Terbitlah Terang itu siapa?
    saya: masa nggak tau? yaampun.. itu loh Ibu RA. Kartini..
    Adik : ho? oh yang di lagu Ibu kita Kartini itu ya..
    saya: coba siapa aja nama tokoh pahlawan yang kamu hafal?
    Adik : umm.. ah lupa mbak, nanya yang aku hafal aja, aku hafal semua nama pemain “Cinta Fitri” dan “Putri yang Ditukar”

    dan sedih saat melihat adik kecil saya ngobrol dengan teman-teman tetangga di rumah, yang dibahas itu:
    A : eh itu loh Syahrini punya jambul baru, jambul khatulistiwa
    B : ih salah, yang terbaru itu jambul terowongan casablanca!

    A : Ayu Ting Ting loh uda punya pacar
    B : oya? bukan sama Raffi Ahmad?
    —————————————————————————————————————————————————————–
    mau jadi apa generasi penerusa bangsa kita ini bisa sejak kecil terdoktrin dengan sinetron dan infotainment ?

    • jangan nyalahin sinetron, infotainment dan juga tayangan2 televisinya… orang tua dan keluarga lah yang harus lebih care terhadap anak… di jaman sekarang, atas nama ekonomi… orang tua banyak yang melalaikan kewajibannya untuk mendidik anak… mereka sibuk dengan berbagai aktivitas dan bekerja, banyak yang berpikir dan menganggap bahwa sudah cukup bila bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya… materi memang penting, tapi bukan segala2nya… ada yang melupakan bahwa perhatian dan ikatan emosi antara orang tua dan anak itu juga penting…

      masih ada kesempatan untuk memperbaiki situasi itu dan semua dimulai dari keluarga…

      • Saya setuju sama qmu dy…., harusnya orang tua yg banyak berperan.jgn nyalahin shireen diakan cuma acting. lgian klo suka ma sinet tertentu salah ap???? yg penting diri qta hrs bisa filter mana baik dan mana yg buruk….

  7. Tulisan yang bagus sekali, bang Tomat. Endingnya mantab! 😀 (Un)fortunately, sudah lama saya tidak lagi mengikuti sinetron. Saya kadang miris mendengar Ibu saya memaki-maki tokoh antagonis di senetron yang sedang beliau tonton. 😦

  8. Kenapa yang dikasih surat Shireen Sungkarnya ? Saya bisa dibilang hampir tidak pernah menonton CF, jadi, apakah karena memang perannya yang paling buruk dari segi meberi contoh yang baik kepada anak Indonesia, hal itu terjadi ?

  9. Post yang bagus! Setuju!

    Sinetron udah lama. Sudah ada sejak dulu. Cuman semakin kesini ceritanya semakin gak bermutu.

    Sinetron itu kan Serial Televisi sebenarnya. Ambil contoh di US, serial televisi ada banyak, dan bahkan beberapa ada yang tersedia untuk diunduh di iTunes. Artinya, gak perlu takut ketinggalan jam tayang. Cukup unduh aja dan nikmati kapan saja. Siapa yang butuh TV kalau kita bisa mengunduhnya?

    Kebanyakan dari kita kan melankolis. Kalau ada kecelakaan, pengen ngeliatin, padahal gak sadar bentar lagi udah masuk kelas / kantor. Padahal bantuin aja enggak — kecuali wartawan. Mental kaya gini membuat sebagian dari kita seneng melihat hal-hal melankolis di TV. Kalau Saya pribadi, ngapain melihat konflik rumah tangga orang di TV/Infotainment? Kalau di agama sendiri kan bahkan kita gak boleh ikut campur rumah tangga orang lain, kecuali memang niatnya baik.

    Tinggal tunggu waktu saja ini. Kalau mutu tayangan televisi sampai ke titik nadir, pasti akan ada perlawanan besar-besaran dari pihak tertentu. Masih ingat kasus video game Smack Down 7 tahun lalu yang dimainkan anak-anak sehingga mereka menirunya kemudian akhirnya ada masyarakat yang protes? Bagaimana dengan kasus penembakan di Amerika yang katanya pelakunya sering main game Doom?

    Semoga tidak terjadi. Jangan sampai perlawanan terjadi saat semuanya sudah memburuk.

  10. Tulisannya bagus sekali..
    Di tempat yang begitu terpencil, sinetron2 sampah itu ternyata bisa sampai bahkan mewarnai kehidupan. Andaikan sinetron itu adalah kepedulian pemerintah, mungkin negara ini sudah sangat maju..

  11. mungkin kita yang sudah besar tidak terlalu berpengaruh karena sudah besar, tapi bagi generasi kecil kita yang nantinya jadi pengganti kita ??
    sudah di racuni sejak kecil masalah kaya gitu

  12. Runtutan kata demi kata menarik, tp lbih keren klo kritikannya lebih menggigit lg hehe, sinetronnnnn betul2 kau itu pembunuh berdarah dingin, senjata pemusnah massal..

  13. Hello just wanted to give you a quick heads up and let you know a
    few of the images aren’t loading correctly. I’m not sure why but I think its
    a linking issue. I’ve tried it in two different internet browsers and both show the same results.

  14. Nice post. I was checking constantly this blog and I’m impressed! Extremely helpful information particularly the last part 🙂 I care for such info much. I was looking for this certain info for a very long time. Thank you and best of luck.

  15. You really make it seem really easy along with
    your presentation but I in finding this matter to be actually one thing which I think I’d never understand. It kind of feels too complex and extremely vast for me. I am having a look ahead to your next post, I will try to get the dangle of it!

  16. I am not sure where you are getting your info, but great topic.
    I needs to spend some time learning more or understanding more.
    Thanks for wonderful info I was looking for this information for my mission.

  17. Hi, Neat post. There’s an issue along with your site in internet explorer, would test this? IE nonetheless is the market leader and a huge section of other folks will leave out your excellent writing due to this problem.

  18. You can certainly see your enthusiasm within the work you write.
    The world hopes for even more passionate writers like
    you who are not afraid to say how they believe.

    Always go after your heart.

  19. I do not even know how I ended up here, but I thought this post was great.
    I don’t know who you are but certainly you are going to a famous blogger if you aren’t already 😉 Cheers!

  20. Undeniably believe that which you said. Your favorite justification seemed
    to be on the web the simplest thing to be aware of.
    I say to you, I definitely get annoyed while people consider
    worries that they just don’t know about. You managed to hit the nail upon the top and also defined out the whole thing without having side effect , people can take a signal. Will probably be back to get more. Thanks

  21. Wow, amazing weblog format! How long have you ever been running a blog for?
    you make blogging look easy. The total glance of your web site is wonderful, as neatly as the
    content!

  22. Hi just wanted to give you a brief heads up and let you know
    a few of the images aren’t loading correctly. I’m not sure why but I think its
    a linking issue. I’ve tried it in two different web browsers and both show the same outcome.

Tinggalkan Balasan ke ajeng Batalkan balasan